Hell Yeah Pointer 4 Santrijala: Kiai ,Kopi dan Santri
SANTRI PERANTAUAN

Rabu, 24 Oktober 2018

Kiai ,Kopi dan Santri








Tak di ketahui persis sejak kapan santri berkenalan dengan tradisi minum kopi.Apakah Wali Songo atau era sebelum walisongo ,atau santri-santri walisongo pada zaman dahulu  adalah peminum kopi ? Tak ada informasi jelas  tentang tradisi minum kopi.
Masih ada kopi di rumah kiai
Lalu bagaimana dengan Para kiai-kiai  ? 
Guru saya ,Kiai  As’ad SYamsul Arifin , menceritakan bahwa salah satu tugasnya sebagai santri ketika mondok di pesantren Kiai Cholil Bangkalan adalah menyediakan (membuatkan) kopi untuk para tamu-tamu yang datang di kediaman (ndalem)atau pondog nya kiai Cholil.

***Diperkirakan kopi masuk di Indonesia pada tahun 1696 yang di bawa oleh pemerintah colonial belanda dari Malabar(india)ke Indonesia melalui pulau jawa.
Pohon Kopi
Dan pada tahun 1707 ,gubernur Van Hoorn mendistribusikan bibit kopi ke Batavia ,Cirebon kawasan priangan serta wilayah pesisir utara pulau jawa.
Kopi yang masih Mentah
Tanaman kopi berhasil di budidayakan di jawa sejak 1714-1715. Sekitar 9 tahun kemudian ,produksi kopi di Indonesia sudah melimpah,jenis kopinya pun sudah bermacam-macam.*


Demikian lekatnya kopi dengan para santri ,
Bahkan Kiai Ihsan Jampes Kediri (1901-1952)peminum kopi dan perokok berat itu menulis buku khusus tentang kopi dengan judul ,”Irsyadul Ikhwan fi bayani Ahkam Syarbil Qahwati wad Dhuhan,”

Tradisi meminum kopi cukup lama bertahan di Dhuhan ,”
 
Ada kiai dan santri bilang ,jika kopi tanpa rokok kurang lengkap
Tradisi minum kopi cukup lama bertahan di kalangan santri dan kiai .Hingga tahun 80 –an dan 90-an
,sekiranya  kita berkunjung ke rumah –rumah kiai,maka minuman suguhan tuan runah tak lain adalah kopi .
Obrolan kian asyik dan menyenangkan jika kopi sudah berkali –kali di tuang pada gelas tamu-tamu yang datang.
Kopi adalah teman setia santri dan kiai.Kopi telah menemani malam-malam panjang para kiai dan santri tatkala mereka belajar kitab-kitab gundul,atau belajar tafsir qur’an  bahkan kitab-kitab lama tak lepas dari secangkir kopi.Kopi juga jadi sahabat para kiai dan santri ketika berjaga di malam hari ,bermunajat pada sang illahi.

 
Kopi 
Namun sejak tahun 2000 an saya menyaksikan fenomena lain . Berkunjunng ke rumah-rumah kiai dan santri,saya sudah jarang menjumpai kopi .Tampaknya kopi sudah di kalahkan oleh air mineral yang terbungkus dan berjejer rapi di rumah-rumah kiai dan santri.Mungkin karena lebih praktis pakai air mineral atau alas an lainya ,saya pun tidak tahu.
 
Seorang tamu yang sowan KH.Maimun Zubair
Tapi ada sebagian kiai atau santri yang masih mempertahankan menyuguhkan kopi kepada tamu yang datang ke kediamanya.
Tidak di pungkiri memang lebih banyak kiai atau santri yang lebih menyuguhkan air mineral dari pada kopi ,apapun alasanya kita harus khusnudhon kepada kiai dan santri.
Menghilangya aroma kopi di rumah kiai dan santri ini menimbulkan efek tak sederhana ;kita kian tak bisa berlama-lama duduk di rumah kiai dan santri .
Pembicaraan pun cenderung berlangsung  hanya seperlunya.
 
Para tamu yang sowan di kediaman KH.Mustofa Bisri
Kalau kopi sudah menghilang dari rumha-rumah kiai dan santri ,maka siapakah yang menemani malam-malam syahdu para kiai dan santri.



from ;curhatan seorang alumni pondog

11 komentar:

Hukum Pria Memakai Kalung

Laki-laki berkalung Assalamu'alaikum, Maaf, mau tanya, kalau laki'' memakai kalung hukumnya apa ?? Kalung emas / kal...