Tak di ketahui persis sejak kapan santri
berkenalan dengan tradisi minum kopi.Apakah Wali Songo atau era sebelum
walisongo ,atau santri-santri walisongo pada zaman dahulu adalah peminum kopi ? Tak ada informasi jelas tentang tradisi minum kopi.
![]() | |
Masih ada kopi di rumah kiai |
Lalu bagaimana dengan Para kiai-kiai ?
Guru saya ,Kiai
As’ad SYamsul Arifin , menceritakan bahwa salah satu tugasnya sebagai
santri ketika mondok di pesantren Kiai Cholil Bangkalan adalah menyediakan
(membuatkan) kopi untuk para tamu-tamu yang datang di kediaman (ndalem)atau
pondog nya kiai Cholil.
***Diperkirakan kopi masuk di Indonesia pada
tahun 1696 yang di bawa oleh pemerintah colonial belanda dari Malabar(india)ke
Indonesia melalui pulau jawa.
![]() | |
Pohon Kopi |
Dan pada tahun 1707 ,gubernur Van Hoorn
mendistribusikan bibit kopi ke Batavia ,Cirebon kawasan priangan serta wilayah
pesisir utara pulau jawa.
![]() |
Kopi yang masih Mentah |
Tanaman kopi berhasil di budidayakan di jawa sejak
1714-1715. Sekitar 9 tahun kemudian ,produksi kopi di Indonesia sudah
melimpah,jenis kopinya pun sudah bermacam-macam.*
Demikian lekatnya kopi dengan para santri ,
Bahkan Kiai Ihsan Jampes Kediri (1901-1952)peminum
kopi dan perokok berat itu menulis buku khusus tentang kopi dengan judul
,”Irsyadul Ikhwan fi bayani Ahkam Syarbil Qahwati wad Dhuhan,”
Tradisi meminum kopi cukup lama bertahan di
Dhuhan ,”
Tradisi minum kopi cukup lama bertahan di
kalangan santri dan kiai .Hingga tahun 80 –an dan 90-an
,sekiranya
kita berkunjung ke rumah –rumah kiai,maka minuman suguhan tuan runah tak
lain adalah kopi .
Obrolan kian asyik dan menyenangkan jika kopi
sudah berkali –kali di tuang pada gelas tamu-tamu yang datang.
Kopi adalah teman setia santri dan kiai.Kopi
telah menemani malam-malam panjang para kiai dan santri tatkala mereka belajar
kitab-kitab gundul,atau belajar tafsir qur’an
bahkan kitab-kitab lama tak lepas dari secangkir kopi.Kopi juga jadi
sahabat para kiai dan santri ketika berjaga di malam hari ,bermunajat pada sang
illahi.
Namun sejak tahun 2000 an saya menyaksikan
fenomena lain . Berkunjunng ke rumah-rumah kiai dan santri,saya sudah jarang
menjumpai kopi .Tampaknya kopi sudah di kalahkan oleh air mineral yang
terbungkus dan berjejer rapi di rumah-rumah kiai dan santri.Mungkin karena
lebih praktis pakai air mineral atau alas an lainya ,saya pun tidak tahu.
Tapi ada sebagian kiai atau santri yang masih
mempertahankan menyuguhkan kopi kepada tamu yang datang ke kediamanya.
Tidak di pungkiri memang lebih banyak kiai atau
santri yang lebih menyuguhkan air mineral dari pada kopi ,apapun alasanya kita
harus khusnudhon kepada kiai dan santri.
Menghilangya aroma kopi di rumah kiai dan
santri ini menimbulkan efek tak sederhana ;kita kian tak bisa berlama-lama
duduk di rumah kiai dan santri .
Pembicaraan pun cenderung berlangsung hanya seperlunya.
Kalau kopi sudah menghilang dari rumha-rumah
kiai dan santri ,maka siapakah yang menemani malam-malam syahdu para kiai dan
santri.
from ;curhatan seorang alumni pondog
Tulisannya bagus, lanjutkan menulis. Ayo saling tukar backlink
BalasHapusMasukkan balasan Anda...siap
Hapussiap pak
HapusMasukkan komentar Anda...masih garing nggak
BalasHapuspak
up
HapusMasukkan komentar anda.... Garing gaes
BalasHapussiap gan
Hapusdj
HapusMasukkan komentar Anda...dj aida kah
BalasHapusup
HapusMasukkan komentar Anda...dj
BalasHapus